Kamis, 11 November 2010

Mata Rabun Sebelah, Emang Bisa?!

Siapa yang salah?. Sebenarnya tidak terlalu penting untuk diceritakan. Tapi, ada beberapa alasan, mengapa saya mempublikasikan “curhatan” ini di blog pribadi saya.

Pertama, karena sudah hampir sebulan saya tidak meng-update blog saya yang mulai terlantar ini.

Kedua, tidak ada ide lain.

Ketiga, sekedar bagi pengalaman.

Terakhir, suka-suka gue donk, blog-blog gue juga! Hahaha!!! (:JusKid:)

Oke, bagi yang masih berniat buat baca. Ini dia yang saya mau cerita…

Semakin hari wajah teman-teman saya disekolah semakin tidak jelas saja kelihatannya, begitu pula dengan huruf-huruf dipapan tulis putih yang mulai terlihat seakan-akan menyatu, kabur dan bentuknya kelihatan hampir sama satu-sama lain. Membuat saya stress dan sakit kepala, terutama kalau mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Mate-Matika sedang berlangsung. Sekuat apapun mata saya terfokus. Tetap saja rumus-rumus dan tulisan yang tertulis dipapan tulis sepintas terlihat seperti huruf-huruf arab yang saling bersambungan.

Akhirnya, beberapa minggu yang lalu. Saya memutuskan untuk mulai menggunakan kacamata. Ya, maklumlah aktivitas sehari-hari, 30% buat main didepan komputer. Jadi, wajar saja mata saya akhirnya bermasalah.

Di rumah sakit, saya pun diperiksa. Ternyata mata saya memang menderita rabun (lebih tepatnya rabun jauh). Tapi, untung saja minus-nya masih rendah. Setelah kacamatanya jadi, awalnya tidak ada yang terasa aneh. Namun, setelah saya perhatikan baik-baik, ternyata kaca sebelah kanan minusnya 0,75 dan yang sebelahnya hanya dipasang kaca biasa (tidak ada minusnya sama sekali). Saya pun bertanya-tanya dalam hati, “Emang bisa, orang punya mata rabun sebelah, tapi yang sebelahnya lagi normal?!”. Setahu saya, tidak ada yang seperti itu. Yang ada, minusnya berbeda antara mata yang kiri dan yang kanan tapi tidak begitu jauh bedanya.

Sebagai orang yang awam, saya diperiksa dengan cara yang belum saya ketahui dengan jelas sebelumnya, jadi saya pikir tidak ada yang aneh atau salah dengan pemeriksaan mata yang saya lakukan dirumah sakit tersebut. Bermodal spekulasi yang ada di kepala saya, bahwa dengan bantuan sebelah kaca mata ber-minus, bisa membuat kedua mata saya melihat dengan jelas (karena ada kerjasama antara mata kiri dan mata kanan). Jadi, saya kira itu adalah hal yang biasa. Tapi, Setelah bertanya ke teman-teman dan browsing di Internet. Ternyata, memang ada orang yang punya mata rabun sebelah. Tetapi kasus mata rabun sebelah (kanan) sangat jarang terjadi. Dan disebabkan oleh hal-hal tertentu saja. Misalnya, kepala terbentur keras dll. Selain itu, penderita rabun sebelah, biasanya memiliki minus yang tinggi pada mata kanannya. sehingga terasa jauh berbeda (ketajamannya) antara mata kanan dan mata kiri.

Mungkin kalian berfikir kalau mata saya memang rabun sebelahnya saja. Tapi, kedua mata saya memang rabun, baik yang kanan maupun yang kiri (keduanya buram ketika melihat ke kejauhan), dan minus mata kanan saya hanya 0.75 (masih rendah). Akhirnya tanpa meminta resep dari dokter, saya pun memeriksakan diri di Optik tempat membuat kacamatanya langsung. Dan ternyata mata saya yang kiri ber-minus 0,50.

Pada tes (di rumah sakit) ketajaman mata kanan dan kiri diuji secara terpisah. Ketika mata kiri saya yang dites. Mungkin saya yang salah, karena berusaha membaca tulisan kecil yang kelihatan kabur dengan benar, sehingga dokternya mengira kalau mata saya yang sebelah kiri itu normal. Atau para dokter yang memeriksa mata saya terlalu sibuk dan terburu-buru, karena harus melayani puluhan atau mungkin ratusan pasien setiap harinya. Tapi apapun alasannya. Mengingat kasus mata rabun sebelah itu jarang terjadi. Seharusnya mereka memeriksa dengan lebih seksama dan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan.

0 komentar:

Posting Komentar