Rabu, 21 April 2010

Sekolahku Kebakaran!!!

Sekolahku (SMA Negeri 1 Palu (SMANSA PALU)) Kebakaran!!!

Hari ini, karena bangun agak terlambat jadi saya terburu-buru pergi ke sekolah. Eh, ternyata di sekolah belum banyak orang, malah ditempat parkir siswa baru ada satu motor. Setelah parkir saya lalu menuju ke kelas. Seperti biasanya si Satria selalu datang lebih awal. Tapi, biasanya sih, kalau saya masuk pasti sudah ada Satria sama si ketua kelas, Eki.

Tak ada firasat apa-apa, hanya berharap hari ini berjalan dengan lancar dan baik-baik saja. Ya, tapi tidak seperti yang diharapkan ternyata hari ini akan ada ulangan harian, dua mata pelajaran pula, Pkn sama Bhs. Inggris, ckckck masih pagi…, sudah dengar berita buruk, belum lagi tugas sosiologi yang harus dikumpul hari ini. Hmmmnn… Entah apa yang kulakukan pada saat berita-berita ini diumumkan, sehingga tidak kutahu sama sekali.

Ya…, apa boleh buat mau tidak mau saya harus belajar dengan waktu seadanya. untungnya materi Pkn yang harus dipelajari hanya sedikit. Tapi, bahasa inggris kelihatannya cukup sulit. Lagi serius belajar, tiba-tiba seseorang meanggil dari belakang “arief…arief…arief”, saya pun menoleh kebelakang ternyata itu si Inal, dia mengajakku membeli pulpen di koperasi sekolah yang ada di bagian depan, karena kebetulan sedang haus, jadi saya ikut-ikut saja.

Tapi anehnya, pada saat keluar dari pintu kelas, suasana sekolah sepi sekali, ya… Karena para siswa kelas tiga sudah selesai ujian, jadi sekarang mereka tidak ke sekolah lagi, hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Tapi tidak seperti kemarin hampir tidak ada siswa lain yang berkeliaran di luar kelas. Karena pagar sudah di tutup jadi, kami harus melalui ruang tata usaha untuk bisa sampai ke koperasi sekolah. Eh ternyata, ada yang sedang mengepel, tapi kami diperbolehkan untuk lewat. Ckckck, begitu saya melihat keluar ada banyak tas milik siswa yang terlambat di letakkan di sekitar tiang bendera. Saking banyaknya tas-tas itu sampai terlihat menggunung. Mereka disuruh kerja-bakti satu jam mata pelajaran. Tidak seperti biasanya tempat parkiran juga kosong sepertiganya.

Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya guru Pkn masuk ke dalam kelas. Sebagian murid yang disebutkan namanya di suruh keluar, dan sebagian lagi tetap di dalam untuk melaksanakan ulangan harian. Soal-soalnya cukup mudah, tapi saya tetap khawatir tentang ulangan Bhs. Inggris. Sempat terlintas dalam hati keinginan agar terjadi sesuatu, supaya gurunya tidak masuk, atau ulangannya ditunda saja.

Pada saat mengerjakan soal terkhir, tiba-tiba para murid yang ada diliuar berteriak “kebakaran”. Sebagian murid yang sedang mengerjakan ulangan menjadi penasaran dan langsung beranjak keluar untuk melihat kebakaran itu. Ku pikir yang mereka bilang itu, hanya kebakaran kecil, ada juga yang bilang di dekat sekolah, Tapi karena “naggung” saya tetap mengerjakan soal yang terakhir, malahan Sebagian murid lain justru memanfaatkan situasi yang mulai semakin kacau itu. Tapi sebagian murid yang telah melihat keluar terlihat cukup panik dan mengumpul pekerjaannya dengan tergesa-gesa. Guru kami pun menyruh kami untuk segera mengumpul kertas ulangan dan segera turun ke bawah.

Sempat menoleh keluar tapi, tidak terlihat apa-apa. Jadi ,saya tetap tenang-tenang saja. Tapi setelah mengambil tas saya pun keluar, dan melihat asap hitam yang tebal dari atap mengepul ke udara. Ternyata kebakaran itu bukan terjadi di dekat sekolah, tetapi di sekolah tepatnya di ruang guru, dan sekitarnya. Tiba-tiba saja saya jadi merinding melihat kebakaran itu.

Suasana yang tadinya sangat hening dalam beberapa menit berubah seratus delapan puluh derajat menjadi kepanikan di sana-sini. Murid-murid dari kelas lain berlarian keluar kelas, kami yang berada dilantai dua segera menuju tangga untuk kebawah. Tapi ada juga yang naik dari bawah, untuk mengambil peralatan yang mereka tinggalkan di dalam kelas.

Setelah sampai didepan pagar, saya melihat para siswa lain mengguncang dan berusaha merobohkan pagar yang masih terkunci rapat. Tapi, karena tidak berhasil sebagian dari mereka ada yang memutuskan untuk lewat di jendela, untuk keluar dari dalam sekolah.

Tapi saya memutuskan untuk mengikuti siswa lain yang lewat melalui ruang tata usaha yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ruang guru. Dari kejauhan Saya melihat meja dan kursi yang ada didalam ruang guru terbakar oleh api yang sangat besar. Ketika memasuki ruangan tata usaha, terlihat para guru dibantu kakak-kakak kelas mengefakuasi barang-narang penting seperti piala-piala milik sekolah, di ruangan yang baru saja di bersihkan ini sekarang dipenuhi asap yang menusuk hidung. Satelah sampai ketempat parkiran, para siswa yang lain sudah bergegas dengan sepeda motor masing-masing. saya segera mengabil kunci motor dan segera menjauh dari sekolah.

Di jalanan sudah banyak terlihat para polisi, dan di perjalanan pulang saya melihat mobil pemadam kebakaran melintas dengan bunyi sirinenya yang semakin membuat bulu kudukku berdiri. Hiiii…...

Entah saya harus bersyukur karena terjadinya kebakaran ini sehingga ulangan Bhs.Inggris tidak terlaksanakan, tapi kalau bisa memilih, saya lebih baik keringat dingin pada saat ulangan berlangsung, daripada dihadapkan pada situasi dan atmosfer yang menegangkan seperti tadi.

Catatan: denger2 ruang guru dll itu, memang akan di pindahkan. tapi ironis juga kalau harus terbakar. saya baca di http://www.mediaindonesia.com diperkirakan kerugiannya sampai ratusan juta rupiah. murid-murid yang lewat jendela itu, katanya luka-luka karena kacanya dipecahkan. (ternyata, dalam kadaan panik apapun bisa dilakukan)

3 komentar:

Satriamagic mengatakan...

knapa namaku pake di bawa-bawa.......

Anonim mengatakan...

supaya kau numpang tenar disini...
harusnya kau bersyukur. ok!

Sophie Grace mengatakan...

i am totally agreed with this article and i just want say that this article is very nice and very informative article. Let make your blogs more plentiful on instagram, please visit site piknu

Posting Komentar